Sabtu, 28 April 2012

I LOVE YOU

Cerita berikut dikirimkan oleh seorang sahabat kami dan merupakan kisah nyata di dalam pernikahannya. Sahabat kami ini diam-diam memiliki bakat menulis sesuatu yang puitis........ Kisah ini begitu indah dan sayang untuk dilewatkan. Atas seijinnya saya publish di Facebook dan blog saya leoimannuel.blogspot,com, dengan beberapa penambahan atau pengurangan minor yang tidak berarti dan yang pasti tidak mengurangi tulisan aslinya. Semoga dapat menjadi berkat.

I love you.

Yang menabur, akan menuai
Taburlah kasih, maka kasih akan berlimpah pada waktu menuai tiba.

Setelah bertahun-tahun menikah dan punya anak, rasanya sungkan untuk bilang " I love You.. " padanya.
Alasannya jelas... terdengar kekanak-kanakan, dan tanpa debar-debar di dada seperti  waktu pacaran. Kupikir mengucapkan  "I love you “ akan terdengar kaku dan hambar.
Namun aku memutuskan untuk melakukannya.

Pertama kali aku perlu membulatkan tekad mengenyahkan rasa malu.
Suaraku terdengar agak serak, dan pelan. Ternyata untuk bisa memulainya  perlu kerendahan hati juga, tapi akhirnya aku berhasil juga bilang: " I love you. " Dia hanya tersenyum.
Lalu lain kesempatan ku coba lagi bilang:  "I love you."
Setelah beberapa kali aku mulai terbiasa, aku bisa mengucapkannya dengan santai.

Setelah terbiasa aku tidak lagi menunggu kesempatan, malah aku mulai cari kesempatan. Sambil meletakan piring makan untuknya aku sengaja berbisik cepat: "I love you"
atau sesaat sebelum tidur sambil membelai rambutnya aku bilang:  "I love you "  atau pagi‎ hari saat membangunkannya  aku akan memberinya hadiah  sebuah kecupan dan bilang:  "selamat pagi sayang" dan "I love you"
Beberapa waktu responnya hanya senyum. Di benakku sempat berpikir:  "Apakah ada gunanya semua ini?"
Tapi aku memutuskan untuk tetap melanjutkannya.

Lewat beberapa waktu, responnya mulai berubah. Saat ku bilang:  "I love you " dia menjawab:  "iya" (mm.. Apa ini bisa di sebut sebuah kemajuan ??)

Lewat beberapa waktu lagi responnya ternyata semakin membaik, ia tidak hanya tersenyum dan menjawab “ iya,” tapi juga berkata:  "I love you too"
Berulang kali ia berkata : "I love you too"
Lewat beberapa waktu ... aku tidak lagi bilang:  "I love you."
Tapi dia yang bilang: "I love you" dan aku menjawab: "I love you too"

Akhir cerita, tidak masalah siapa duluan yang mulai mengucapkan "I love you"
Tapi bagi kami tiada hari yang terlewatkan tanpa mengucapkan “AKU CINTA PADAMU.”

Tentu saja kata-kata “I love you” bisa menjadi sebuah kalimat kosong. Dan mengucapkannya hanya sebagai bagian dari rutinitas yang menjemukan, bila tidak di renungkan maknanya, sambil sesekali mengenang detail kisah romantis dulu dan terus menciptakan momen-momen yang indah bersamanya di setiap kesempatan.

Take time to love and to be loved.
Mudah-mudahan dengan demikian kisah cinta kita seindah di dunia dongeng yang  ending nya selalu: “…….. And they live happily ever after.”