Rabu, 01 Oktober 2025

INTEGRITAS DAN KEBERANIAN

Bacaan Alkitab 
Yeremia 27:9, 14-17 
9. Mengenai kamu, janganlah kamu mendengarkan nabi-nabimu, juru-juru tenungmu, juru-juru mimpimu, tukang-tukang ramalmu dan tukang-tukang sihirmu yang berkata kepadamu: Janganlah kamu mau takluk kepada raja Babel!
14. Janganlah dengarkan perkataan nabi-nabi yang berkata kepadamu: Janganlah kamu mau takluk kepada raja Babel! Sebab mereka bernubuat palsu kepadamu.
15. Sebab Aku tidak mengutus mereka, demikianlah firman TUHAN, tetapi mereka bernubuat palsu demi nama-Ku, sehingga kamu Kucerai-beraikan dan menjadi binasa bersama-sama dengan nabi-nabi yang bernubuat kepadamu itu."
16. Juga kepada imam-imam dan kepada seluruh rakyat itu aku berbicara, kataku: "Beginilah firman TUHAN: Janganlah dengarkan perkataan nabi-nabimu yang bernubuat kepadamu: Sesungguhnya, perkakas-perkakas rumah TUHAN tidak berapa lama lagi akan dibawa kembali dari Babel! Sebab mereka bernubuat palsu kepadamu. 
17. Janganlah kamu mendengarkan mereka, takluklah kepada raja Babel, maka kamu akan hidup. Mengapa kota ini harus menjadi reruntuhan? memperlihatkan kontras yang sangat jelas antara nabi sejati dengan nabi palsu. 

Nabi-nabi palsu berusaha menyenangkan hati pendengar dengan nubuat yang "indah didengar", menjanjikan pemulihan cepat, bebas dari penindasan, dan terhindar dari penderitaan. 

Namun Yeremia justru menyampaikan nubuat yang keras dan tidak populer, bangsa Yehuda harus tunduk kepada raja Babel. 

Hal ini menyingkapkan dua kualitas utama yang wajib dimiliki seorang nabi sejati sebagai penyambung lidah Tuhan, yaitu INTEGRITAS dan KEBERANIAN.

1. INTEGRITAS 
Hidup yang Selaras dengan Panggilan

Integritas adalah hal yang paling krusial bagi seorang nabi. 

Integritas berarti kesetiaan yang utuh kepada Allah dan firman-Nya saja, bukan kepada seorang raja, bangsawan, umat atau pengusaha. 

Hanya kepada Tuhan dan firman-Nya. 

Yeremia tidak berbicara untuk mencari muka atau menyenangkan manusia. 

Ia tidak memanipulasi firman demi keuntungan pribadi, melainkan menyampaikan apa adanya sesuai perintah Allah.

Karena seorang nabi adalah seorang penyambung lidah Tuhan kepada umat, bukan seorang yang harus menyenangkan hati umat. 

Dia wajib menyampaikan pesan Tuhan entahkah umat akan senang mendengarnya atau tidak. 

Integritas ini membuat seorang nabi layak dipercaya, bukan karena kata-katanya selalu menyenangkan, melainkan karena hidup dan pesannya konsisten dengan kehendak Allah. 

Yeremia tahu, sekalipun pesan yang ia sampaikan membuatnya dibenci dan ditolak, ia tetap harus berkata jujur karena ia bertanggung jawab di hadapan Tuhan, bukan di hadapan manusia.

Dalam pelayanan masa kini, integritas sangat penting. 

Seorang hamba Tuhan bisa saja tergoda untuk menyampaikan hal-hal yang sedang “tren”, “viral”, atau yang memuaskan telinga jemaat. 

Namun seorang pelayan sejati dipanggil untuk berbicara apa adanya, sesuai kebenaran firman, meski konsekuensinya tidak populer.

2. KEBERANIAN
Berani Melawan Arus

Kualitas kedua yang wajib dimiliki oleh seorang nabi adalah keberanian. 

Keberaniannya untuk menyampaikan firman Tuhan, terutama ketika pesannya tidak menyenangkan telinga umat. 

Keberanian Yeremia tampak jelas ketika ia berdiri sendirian melawan suara mayoritas nabi palsu yang meninabobokan umat. 

Nubuat Yeremia bukan hanya berbeda, tetapi juga berisiko tinggi, karena bisa dianggap tidak patriotik atau bahkan menghina bangsa sendiri. 

Namun ia tetap taat karena lebih takut kepada Allah daripada manusia.

Keberanian seorang nabi sejati bukanlah keberanian kosong, melainkan lahir dari keyakinan bahwa hidupnya ada di tangan Allah. 

Inilah yang membuat Yeremia sanggup menghadapi tekanan, cemoohan, bahkan ancaman mati, demi menyampaikan kebenaran.

Demikian juga bagi kita, keberanian diperlukan untuk tetap teguh di tengah arus dunia yang sering menolak kebenaran. 

Tidak mudah untuk bersuara berbeda, apalagi ketika mayoritas memilih jalan kompromi. 

Tetapi bila kita sungguh menaruh hidup kita di tangan Tuhan, keberanian akan lahir dari iman, bukan dari kekuatan diri sendiri.

Yeremia menjadi teladan seorang nabi sejati, dia berintegritas dan berani. 

Ia tidak pernah mencari perkenanan manusia, melainkan hanya berkenan di hadapan Tuhan.

Kiranya kita semua, terutama saya sendiri, belajar dari Yeremia untuk menjadi hamba Tuhan yang tidak memandang muka, tidak mencari kepentingan pribadi, tidak mengorbankan integritas, dan berani menyampaikan kebenaran meski tidak populer. 

Sebab pada akhirnya, yang terpenting bukanlah apakah manusia menyukai kita, tetapi apakah Tuhan berkenan kepada kita.

Kedua kualitas ini wajib dimiliki oleh seorang nabi atau pelayan firman. 

Integritas membuatnya layak berbicara dan dapat dipercaya oleh umat, dan keberanian yang lahir dari hidup yang penuh integritas membuatnya bebas berbicara kepada umat apapun pesannya. 

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)