Minggu, 08 Desember 2024

DIPAKAI TUHAN (Bagian Ketiga)

1 Samuel 17:38-39
38. Lalu Saul mengenakan baju perangnya kepada Daud, ditaruhnya ketopong tembaga di kepalanya dan dikenakannya baju zirah kepadanya.
39. Lalu Daud mengikatkan pedangnya di luar baju perangnya, kemudian ia berikhtiar berjalan, sebab belum pernah dicobanya. Maka berkatalah Daud kepada Saul: "Aku tidak dapat berjalan dengan memakai ini, sebab belum pernah aku mencobanya." Kemudian ia menanggalkannya. 

Ketika menghadap Saul berkenaan dengan tantangan Goliat dan menyampaikan maksudnya untuk melawannya, maka Saul mengenakan pakaian perang yang biasa dikenakan ketika seorang prajurit maju berperang.

Ketika Daud mencoba untuk berjalan dia kesulitan.

Maka Daud menanggalkan semuanya, memakai pakaiannya, meninggalkan pedang juga, mengambil batu dan sisa kisahnya kita tahu, bagaimana Daud mengalahkan Goliat dengan umban, bukan dengan pakaian perang sebagaimana biasanya orang berperang.

Saul adalah gambaran lama, cara lama, metode lama yang secara naluri mencoba memaksakannya kepada Daud yang adalah generasi baru.

Goliat adalah sebuah tantangan baru yang tidak bisa dihadapi dengan metode lama.

Metode Daud lebih cocok meski out of the box.

Saul terlambat menyadari bahwa era baru sudah datang, era yang menurutnya agak nyeleneh, namun terbukti cespleng.

Jangan juga meremehkan metode lama, cara-cara lama, nilai-nilai lama, kita dapat belajar darinya, walau bagaimanapun mereka berjasa telah meletakkan pondasi kuat di mana kita berjejak hari ini.

Namun, sekarang adalah waktumu, eramu, saatmu.

Kembangkanlah itu, jangan ikuti yang lama, terpenjara oleh aturan lama, belajar darinya, ikuti Tuhan bukan ikuti cara lama.

Tuhan memiliki hal-hal baru untuk diberikan, hal-hal yang cocok untuk generasimu.

#KiraKiraBegitu

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words) 

Sabtu, 07 Desember 2024

DIPAKAI TUHAN (Bagian Kedua)

1 Samuel 16:7, 12 
7. Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati." 
12. Kemudian disuruhnyalah menjemput dia. Ia kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok. Lalu TUHAN berfirman: "Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia." 

Daud tidak memiliki tampang untuk menjadi raja, setidaknya demikianlah anggapan Samuel, namun Tuhan memilihnya. 

1 Samuel 13:14 
Tetapi sekarang kerajaanmu tidak akan tetap. TUHAN telah memilih seorang yang berkenan di hati-Nya dan TUHAN telah menunjuk dia menjadi raja atas umat-Nya, karena engkau tidak mengikuti apa yang diperintahkan TUHAN kepadamu."  

Frasa 'seorang yang berkenan di hati-Nya' dalam Alkitab bahasa Inggrisnya adalah "a man after his own heart" yang berarti adalah sebuah idiom yang merujuk pada seseorang yang memiliki nilai, minat, atau keyakinan yang serupa dengan orang lain. Idiom ini mengisyaratkan adanya hubungan yang erat dan pemahaman mendalam antara kedua individu tersebut.

Mungkin karena Daud seorang penyembah sehingga beliau memiliki kualifikasi demikian. 

Seorang penyembah akan menghabiskan banyak waktu bersama Tuhan, disinilah proses membangun hubungan yang kuat terjalin, ketika inilah proses memiliki hati Tuhan terbentuk di dalam diri Daud. 

Semua itu adanya di dalam hati. 

Tuhan melihat hati. 

Tuhan melihat potensi.

Akan jadi apa kita ditangan-Nya.

Apakah kita berpotensi tahan godaan? 

Apakah kita memiliki kerendahan hati untuk selalu berpaling kepada-Nya dalam segala situasi dan kondisi? 

Apakah kita tahan dalam proses-Nya? 

Tidak masalah jika belum mampu, usah juga khawatir jika belum bisa, jangan kecil hati jika belum mumpuni. 

Segala kemampuan toh Dia yang beri. 

Jadilah bejana yang selalu siap dipakai-Nya. 

Tuhan akan memperlengkapi dengan karunia yang diperlukan, mendukung dengan situasi dan kondisi - yang seringkali tidak baik - yang akan membentuk kita, mengirimkan orang-orang yang mendukung maupun berpura-pura baik.

Semuanya dilakukan-Nya untuk mempersiapkan kita bagi tugas pelayanan yang Dia embankan kepada kita.

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

Jumat, 06 Desember 2024

DIPAKAI TUHAN (Bagian Pertama)

1 Samuel 16:6
Ketika mereka itu masuk dan Samuel melihat Eliab, lalu pikirnya: "Sungguh, di hadapan TUHAN sekarang berdiri yang diurapi-Nya." 

Kata 'sungguh' di ayat 6 berasal dari bahasa Ibrani 'ak yang menurut Strong merupakan partikel penegasan, benar-benar, sesungguhnya. 

Jadi, Samuel hakul yakin Eliab orang yang dipilih Tuhan menggantikan Saul. 

Darimana Samuel berpikir demikian?

Pola.

1 Samuel 9:2
Orang ini ada anaknya laki-laki, namanya Saul, seorang muda yang elok rupanya; tidak ada seorang pun dari antara orang Israel yang lebih elok dari padanya: dari bahu ke atas ia lebih tinggi dari pada setiap orang sebangsanya. 

1 Samuel 10:23
Berlarilah orang ke sana dan mengambilnya dari sana, dan ketika ia berdiri di tengah-tengah orang-orang sebangsanya, ternyata ia dari bahu ke atas lebih tinggi dari pada setiap orang sebangsanya.

Sebuah pola yang telah terbangun di dalam diri Samuel bahwa seorang yang berperawakan elok dan tinggi besar pastilah seorang raja.

Menurut KBBI 'pola' bermakna sistem atau cara kerja.

Padanannya dalam bahasa Inggris adalah 'pattern' yang menurut Merriam-Webster bermakna  a form or model proposed for imitation (bentuk atau model yang diusulkan untuk ditiru). 

Jadi, karena pertama Allah telah memilih Saul seseorang berperawakan elok dan tinggi besar maka Samuel berpikir kali inipun Tuhan akan melakukan hal yang sama. 

Di sinilah Samuel salah.

Tuhan mengingatkan Samuel di ayat 7
Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."

Tuhan tidak pernah bekerja dengan cara yang sama dua kali. 

Hanya karena Tuhan pernah bekerja dengan cara itu bukan berarti Dia selalu memakai cara tersebut. 

Jangan terlalu terbebani oleh masa lalu. 

Kita bisa belajar dari masa lalu, belajar dari berbagai kesalahan dan kemajuan yang telah dicapai, namun jangan terjebak oleh polanya, bahwa mesti wajib harus seperti itu.

Tidak mesti demikian. 

Pasti ada sentuhan yang berbeda, ada modifikasi bahkan mungkin rombak total. 

Tuhan bekerja dengan cara-cara yang berbeda pada setiap generasi dengan orang-orang yang berbeda pula. 

Temukan kehendak-Nya buat diri dan generasi kita, bergeraklah sesuai pola-Nya. 

#KiraKiraBegitu 

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)