Menginjak usia lima puluh tahun ini kira-kira saya belajar apa ya?
Di pijakan bumi yang Tuhan pinjamkan, dengan segala atribut yang dititipkan-Nya, melalui waktu yang dipiutangkan-Nya kepada saya, apa yang saya telah pelajari?
Merenung!
Kontemplasi!
Introspeksi!
Refleksi!
Pertama-tama saya belajar,
Ada hal-hal yang saya takutkan bakal terjadi ternyata tidak terjadi.
Saya besar dengan perasaan minder luar biasa karena lahir di keluarga miskin.
Merasa tidak pandai dan piawai dalam segala hal. Tidak memiliki talenta apapun, setidaknya itulah anggapan saya dulu.
Saya takut dengan masa depan, selalu gelisah karena merasa tak pasti akan hari esok.
Kontras dengan pencapaian saya hari ini.
Dapat menikahi perempuan tercantik di gereja
Bersamanya hampir 25 tahun dengan dua orang anak luar biasa yang beranjak dewasa.
Menjadi gembala jemaat sebuah gereja lokal dengan jemaat yang luar biasa.
Menjadi seorang pembicara yang pelayanannya telah merambah beberapa kota baik di Indonesia maupun luar negeri.
Terpilih menjadi ketua sinode kala usia saya baru 43 tahun.
Saya segera akan menyelesaikan pendidikan doktoral.
Dan masih banyak lagi pencapaian di masa depan.
Exited menjalaninya.
Ini merupakan perjalanan bersama sahabat lama saya, Tuhan Yesus Kristus.
Dia menuntun hidup saya langkah demi langkah.
Kadang takut, lelah, khawatir mengikuti instruksi-Nya, namun saya tetap setia dan tidak pernah mundur.
Ini merupakan sebuah perjalanan iman!
Kedua, sekaligus saya juga diajari,
Ada juga hal-hal yang saya khawatirkan benaran terjadi.
Namun, ternyata semuanya mendidik dan membentuk karakter saya.
Jadi yaaah... Tidak terlalu buruklah.
Masih banyak tahun yang perlu saya jalani dengan tenang dan santai, karena berjalan bersama-Nya.
Moto hidup saya adalah menjadi manusia pembelajar dalam kurun waktu terjatah agar kelak layak menghadap Sang Khalik.
Saya masih seorang pelajar dari sekolah kehidupan yang dikepalasekolahi oleh Kristus sendiri, saya masih under construction, belum selesai dibentuk dan dibangunnya.
Kala sedang ujian nikmatilah, seseram apapun itu nampaknya, setakut apapun rasanya, sekuatir apapun bentuknya jalani saja, jangan mundur apalagi berhenti lantas melarikan diri.
Jangan ya dek, jangan!
Karena itu akan membentuk karaktermu, menjadikanmu baru.
Melaluinya Tuhan sedang meng-upload software baru ke dalam kesadaranmu, di dalam jiwamu, yang akan mengubahmu dari dalam keluar.
Ketiga, saya belajar makna dari frasa this too will pass.
Ya, semua pergumulan akan berlalu, kesusahan yang dialami hari ini akan menjadi sejarah.
Nah, apakah akan menjadi sejarah manis yang layak dikenang dan diceritakan atau menjadi sebuah bentuk kekalahan memalukan yang menjadi aib dan penyesalan seumur hidup, tergantung cara kita meresponi tantangan yang ada.
Tetap percaya dan bertahan atau melarikan diri?
Bagi Saul, Goliat menjadi momok penyesalan seumur hidup, namun buat Daud, Goliat menjadi batu pijakan menuju takhta Israel.
This too will pass, berlaku juga bagi kesuksesan.
Semua puja dan puji akan segera selesai, kemudian dilupakan orang.
Semua bentuk keberhasilan akan berlalu, jangan bertahan di dalamnya, maju terus buat keberhasilan lainnya.
Keempat, jangan membalas dendam.
Ampuni saja.
Orang yang memakimu sebenarnya sedang marah dengan dirinya sendiri. Kamu hanyalah pelampiasan dari kekecewaannya terhadap dirinya sendiri.
Sekumpulan orang yang membicarakanmu dengan negatif hanyalah penonton di pinggir lapangan.
Mereka tidak paham perjuanganmu.
Tidak mengerti kesusahanmu.
Tidak secara komprehensif memahami panggilan dan pergumulanmu.
Bahkan sebagiab tidak ikut berjuang bersamamu. Hanya membeo saja.
Rendah hatilah.
Hanya orang rendah hati yang mampu mengampuni.
Jangan terpengaruh omongan mereka.
Cuek bebeklah dalam memegang teguh prinsip kebenaran, teruslah melangkah sesuai panggilan-Nya bagimu.
Waktu akan berbicara.
Tuhan akan membela.
Jalan keredahhatian adalah jalan mulia yang tidak semua orang mau dan mampu menjalaninya, namun ini adalah jalan terbaik.
Masih banyak lagi yang saya pelajari, namun akan terlalu panjang untuk dituliskan.
Mungkin nanti, esok atau lusa akan saya sambung.
#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)