Kamis, 11 Juni 2009

ANGELS AND DEMONS Part 2


Part 2: Atheis

Hal kedua yang menarik hati Saya dari film ANGELS AND DEMONS adalah fakta bahwa Robert Langdon (Tom Hanks) adalah seorang atheis. Tidaklah mengherankan jika penulis novelnya Dan Brown adalah juga seorang atheis. Usahanya di dalam menyerang ajaran gereja bahwa Yesus adalah Tuhan sangat kentara sekali di dalam novelnya yang lebih dahulu terkenal, malah lebih terkenal dari ANGELS AND DEMONS, yaitu, THE DA VINCI CODE.

Ada satu adegan di dalam ANGELS AND DEMONS yang menegaskan keatheisan Robert Langdon, yaitu ketika Kardinal Strauss (Armin Mueller-Stahl) bertanya kepadanya apakah dia (Langdon) percaya kepada Tuhan? Dengan tegas Langdon menjawab bahwa dia tidak menemukan adanya bukti tentang keberadaan Tuhan.

Ada beberapa hal yang dapat kita kritisi mengenai atheisme. Pertama, jika kita menyimak perdebatan antara kaum atheis dengan kaum theis (kelompok yang percaya adanya Tuhan, apapun agamanya), terutama yang berasal dari kalangan Kristen, maka kita menemukan bahwa semua keberatan dan keragu-raguan kaum atheis tentang keberadaan Tuhan sudah terjawab. Para apologet Kristen sudah menjawab semua pertanyaan-pertanyaan kaum atheis tentang Ketuhanan, Kristus, kehidupan kerohanian dan masalah-masalah moral dan etika. Bahkan Sanggahan-sanggahan yang mematahkan kepercayaan atheis sudah berbuku-buku ditulis dan dicetak. Namun apa lagi yang kurang, sehingga seseorang terus menjadi seorang atheis. Well, seringkali orang menjadi atheis bukan karena kurangnya bukti tentang keberadaan Tuhan, namun semata-mata karena mereka memilih untuk menjadi atheis. Mereka mengesampingkan setiap bukti adanya Tuhan, setiap tesis, setiap teori, setiap pemikiran dan hanya memilih menjadi seorang atheis saja. Jika sudah demikian, bukti apalagi yang perlu diajukan?

Kedua, sebagai sebuah sistem pemikiran, atheis sudah gagal hanya dari namanya saja. Saya akan coba jelaskan. Apakah itu Tuhan? Tuhan adalah pribadi yang Maha Kuasa, Maha Tahu, Maha Dahsyat dan maha-maha yang lainnya. Sehingga kita boleh katakan bahwa Tuhan itu Serba Maha. Nah, atheis berasal dari dua kata: “a” yang berarti tidak (negatif) dan “theis” yang berarti Tuhan. Jadi secara singkat atheis adalah tidak ada Tuhan. Jika ditambahkan kata “isme” dibelakangnya maka atheisme berarti suatu ajaran atau pemahaman yang menyatakan bahwa Tuhan itu tidak ada. Di sini masalahnya, ketika seorang atheis mengatakan bahwa Tuhan itu tidak ada, berarti dia harus menjadi suatu pribadi yang MAHA TAHU, MAHA KUASA, MAHA DAHSYAT, yang justru keberadaannya sedang ia sangkali????!!!! Karena bagaimana mungkin dia bisa mengatakan bahwa TIDAK ADA pribadi yang MAHA TAHU, MAHA KUASA DAN MAHA DAHSYAT, jika dia kurang atau tidak MAHA TAHU, MAHA KUASA DAN MAHA DAHSYAT?! Singkatnya untuk seseorang mengatakan bahwa di seluruh alam semesta ini tidak ada Tuhan, maka seseorang itu harus menjadi Tuhan. Untuk mengatakan bahwa tidak ada satu pribadi super yang tak terbatas, seseorang harus menjadi tak terbatas. Ketika Saya mengatakan bahwa di alam semesta ini TIDAK ADA BATU BERWARNA PUTIH DAN BERLOBANG-LOBANG EMPAT PERSEGI PANJANG, berarti Saya sudah pergi ke seluruh dunia, bahkan mengunjungi seluruh tata surya dan telah melihat dan meneliti semua batu dan tidak menemukan seperti klaim Saya di atas.

Apakah seorang atheis sudah cukup maha tahu untuk bisa membuktikan bahwa Tuhan itu tidak ada? Ataukah dengan segala keterbatasannya dia menilai sesuatu yang tak terbatas yang jauh melampaui akal pikirannya dan dengan gagah beraninya menyatakan bahwa yang tak terbatas itu sesungguhnya tak ada? Dari namanya saja, atheis sudah ada pertentangan arti dan makna. Dalam tataran filosofis atheisme sudah gagal. Saya tidak tahu apakah Dan Brown sudah berpikir sejauh ini untuk menyatakan dirinya sebagai atheis. Ataukah dia cuma seorang pedagang ulung nan cerdik yang menjual kontroversi sejarah gereja dan mitos yang mengikutinya kemudian meramunya dalam sebuah novel? Kemudian dengan sedikit publisitas laku dijual, yang hasilnya mampu membuatnya menjadi seorang multijutawan karena novelnya laris manis di pasaran bahkan dibeli dengan mahal oleh Hollywood untuk kemudian difilmkan.

Ketiga, atheisme tidak punya hukum moral. Hanya Tuhan yang melahirkan hukum moral. Ketika orang mencari dasar etika moral dia harus berpaling kepada agama. Pada suatu hari (1948) di acara debat di radio BBC antara Frederick Copleston dan Bertrand Russell, seorang atheis terkenal yang telah menulis sebuah buku “WHY I AM NOT A CHRISTIAN.” Coplestone bertanya kepada Russell: “Bagaimana Anda membedakan antara yang jahat dan baik?” Russell menjawab: “Sebagaimana Saya membedakan antara warna biru dan merah.” Lalu Copplestone menambahkan: “Anda membedakan antara biru dan merah dengan melihat kan?” Lalu Russell menjawab: “Saya membedakan antara yang baik dan jahat berdasarkan perasaan Saya, apa lagi?” Wow, sebuah jawaban dari seorang atheis terkenal yang sangat tidak bertanggung jawab. Well, Mr. Russel dibeberapa bagian dunia kita mengasihi tetangga kita, namun dibeberapa bagian dunia lain kita memakan tetangga kita, kira-kira perasaan anda mengikuti yang mana?
Jika perilaku moral kita dilandaskan atas perasaan, akan jadi apa dunia ini. Pada banyak kasus peristiwa pembunuhan, pemerkosaan dan tindakan kejahatan lainnya, para pelaku melakukan aksinya karena mereka tidak bisa mengendalikan perasaan mereka. Lalu dapatkah kita membebaskan seorang pembunuh yang telah menghabisi dan memperkosa seorang gadis berusia 15 tahun hanya karena dia sedang emosi ketika melakukannya? Jika kita menilai kebaikan dan kejahatan berdasarkan emosi kita, maka tidak ada hukum absolut yang dapat mengatur perilaku hidup manusia. Kita tidak bisa melarang seseorang melakukan sesuatu yang jahat, hanya karena itu bertentangan dengan perasaan kita! Karena kejahatan yang dilakukannya tidak bertentangan dengan perasaan pelakunya. Dunia seperti inikah yang diimpikan oleh Bertrand Russell dan kaum atheis lainnya? Kita bisa merampok seluruh harta Dan Brown dan dia tidak boleh marah dan melarang kita, karena hal tersebut tidak bertentangan dengan perasaan kita.

Tahukan Anda bahwa ada lebih banyak orang dibunuh atas nama atheisme daripada atas nama Tuhan! Lenin dan Stalin telah membantai sedikitnya 30 juta orang Rusia. Stalin menyerahkan sebuah copy buku Das Kapital karya Karl Marx kepada Adolph Hitler yang mengispirasinya untuk membantai 6 juta orang Yahudi! Sebaliknya Tuhan memberikan kepada kita hukum moral yang absolut yang berlaku disepanjang segala zaman dan tetap up to date hingga kini. Ketika seorang atheis menuntut keadilan berdasarkan hukum moral, sebenarnya tanpa sadar dia percaya kepada sang pemberi hukum, yaitu Tuhan Allah semesta alam.

Keempat, ini yang paling memiriskan hati Saya dan membuat Saya terus menerus bertobat. Seringkali kita orang-orang percaya namun berperilaku seolah-olah Tuhan tidak ada. Kita menjadi atheis-atheis praktis. Kita percaya pada Tuhan, namun dalam praktek hidup sehari-hari kita berperilaku seolah-olah Tuhan tidak ada. Kita berbuat dosa seakan-akan tidak ada Tuhan. Kita menggantungkan hidup kita kepada kekuatan sendiri seolah-olah Tuhan tidak ada atau kalaupun ada namun tidak mampu menolong kita. Kita lebih percaya naluri kita, kita lebih mempercayai kata-kata seorang peramal atau ramalan bintang daripada percaya kepada Tuhan yang menciptakan bintang di langit. Menurut Saya ini yang paling menyakitkan Tuhan: minimal seorang atheis berterus terang bahwa mereka tidak percaya bahwa Tuhan itu ada, tapi kita? Kita percaya Tuhan ada, namun meragukan dan mengacuhkan-Nya dalam hidup sehari-hari. Menurut Saya dibandingkan dengan atheisme, apa yang kebanyakan kita lakukan lebih menghina Tuhan. Hal yang paling menyakitkan adalah ketika keberadaan kita diacuhkan bahkan ditolak. Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah perasaan bahwa dia diterima oleh masyarakat disekitar kita. Ketika kita ditolak, maka penolakan itu akan mendatangkan sakit hati dan kekecewaan yang mendalam. Bahkan dapat mengganggu jiwa seseorang. Bayangkan kita melakukan hal yang sama terhadap Tuhan setiap hari ketika kita mengacuhkan-Nya dan menyepelekan kuasa dan kasih-Nya.

Tidak ada komentar: