Jumat, 12 Desember 2008

Kasih AGAPE Adalah Dasar Dari Pernikahan Kristen

Agape adalah kasih yang tulus dan murni. Kasih agape mencintai bukan berdasarkan keuntungan apa yang kita peroleh dari pasangan, melainkan keuntungan apa yang dapat kita berikan buat pasangan. Fokus dari kasih agape adalah orang lain dan selalu orang lain.
DR. Edwin Louis Cole pendiri Christian Men’s Network (Kegerakkan Pria Sejati) memberikan perbedaan definisi kasih agape dan nafsu yang tepat sekali. Menurut beliau, kasih agape adalah: “Segala sesuatu yang kita lakukan untuk kebahagiaan orang lain, sekalipun dengan mengorbankan diri sendiri, karena kasih agape selalu memberi, sedangkan nafsu adalah: “Segala sesuatu yang kita lakukan untuk kebahagiaan diri sendiri sekalipun dengan mengorbankan orang lain, karena nafsu selalu mengambil
Bayangkan jika di dalam pernikahan kita yang ada hanya nafsu. Suami dan istri saling memperdaya untuk mendapatkan keuntungan bagi dirinya sendiri. Tidak ada ketulusan sama sekali. Segala sesuatu yang dilakukan di dalam pernikahan bukan buat kebahagiaan pasangan melainkan untuk mendapatkan keuntungan pribadi, sangat menyeramkan bukan? Kehidupan pernikahan kita selalu diwarnai saling curiga. Pastinya pernikahan seperti ini tidak akan langgeng.

AGAPE SESUATU YANG TIDAK WAJAR
Kasih agape adalah sesuatu yang bertentangan dengan natur alami kita sebagai manusia berdosa yang dikendalikan oleh semangat kedagingan. Kita selalu ingin menang sendiri ketika pertengkaran antara suami istri terjadi. Inginnya selalu membalas dendam atas perilaku pasangan kita. Tidak mau mengampuni, tidak dapat memaklumi dan menerima apa adanya. Semua itu terjadi karena memang begitulah natur kita. Oleh karenanya kasih agape adalah sesuatu yang tidak wajar, sesuatu yang bertentangan dengan daging kita. Galatia 5:16-26.
Kasih agape adalah kasih yang mengalir dari dalam diri Allah Bapa sendiri. Tanpa membangun hubungan yang intim dengan Bapa maka mustahil seseorang dapat memiliki kasih jenis ini. Oleh karenanya kehadiran Tuhan di dalam suatu pernikahan adalah hal yang mutlak. Mezbah yang dibangun bagi Tuhan adalah sesuatu yang seharusnya ada di dalam setiap pernikahan Kristen.

AGAPE SELALU “OTHER CENTRIS”
Kasih agape selalu berpikir apa yang terbaik buat orang lain. Karena “roh” dari kasih ini selalu “other centris.” Kasih ini selalu bertanya apa yang dapat Saya lakukan untuk menyenangkan pasangan? Apa yang dapat saya perbuat untuk membahagiakan pasangan? Berangkat dari pertanyaan ini maka masing-masing suami istri akan memperlakukan pasangannya bak ratu atau raja.
Segala sesuatu akan diperbuat untuk menyenangkan pasangannya. Apakah itu membawakan seikat bunga, memberikan hadiah, candle light dinner, memasakkan makanan kesukaan suami, pulang lebih cepat dari kantor sekedar hanya untuk memberi kejutan buat istri, menonton film berdua, selalu mengampuni manakala pasangan berbuat salah, dan masih banyak lagi hal-hal baik yang dapat dilakukan. Semua itu tidak dilakukan dengan keterpaksaan, melainkan dengan sukarela dan sukacita.
Ingatlah, ketika di dalam pernikahan, kita selalu menuntut dan menuntut, mungkin kita sudah beralih dari kasih agape, menjadi nafsu, yang ego centris. Yang selalu menilai segala sesuatu dari kepentingan diri sendiri.
Ingatlah, jika para suami ingin diperlakukan seperti raja di dalam pernikahannya, maka para suami harus memperlakukan istrinya seperti ratu. Begitupula dengan para istri, jika ingin diperlakukan bak ratu oleh suaminya, maka perlakukanlah suamimu bak seorang raja.

UNCONDITIONAL LOVE
“Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.”
Roma 5:8.

Ayat di atas adalah demontrasi dari kasih agape Bapa Sorgawi yang tanpa syarat. Kasih yang menjamin pengampunan, penerimaan, dan pemulihan, bahkan ketika seseorang sebenarnya menurut ukuran manusia tidak pantas untuk mendapatkannya.
Seringkali cinta di antara suami istri hanya bertahan di dalam keadaan baik-baik saja. Namun, ketika keadaan memburuk, maka cintapun memburuk, bahkan hilang. Kejadian seperti ini terjadi di dalam kehidupan Ayub. Ketika sedang jatuh miskin dan anak-anaknya meninggal dunia, istri Ayub mendatangi suaminya dan berkata: “Masih bertekunkah Engkau di dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!” Ayub 2:9. Cinta istri Ayub hilang bersama hilangnya harta, kesehatan dan anak-anak Ayub.
Tapi yang luar biasa adalah, ketika Tuhan memulihkan keadaan Ayub dan mengembalikan kekayaannya dua kali lipat (Ayub 42), serta memberikan anak-anak yang luar biasa kepada Ayub, alkitab tidak mencatat bahwa Ayub mengambil istri lagi. Kemungkinan terbesar adalah Ayub mengampuni, menerima dan memulihkan hubungannya dengan istrinya yang telah meninggalkannya.
Kasih agape memampukan seseorang untuk mengampuni, menerima dan memulihkan bahkan pasangan yang telah menyakiti hati kita. Seperti Bapa yang mengampuni kita manusia berdosa, demikianlah hendaknya kita terhadap pasangan kita.

MESKIPUN ADALAH KATA KUNCI DARI AGAPE
Di dalam pernikahan, jika kita memakai kata “jikalau” maka kita selalu akan sakit dan menyakiti pasangan kita. Aku mencintaimu jikalau kamu memiliki sesuatu yang aku butuhkan, Aku akan setia jikalau kamu juga setia, jika tidak maka ceritanya akan berbeda. Jikalau adalah kata kunci dari nafsu. Kita melakukan kebaikkan berdasarkan syarat dan ketentuan tertentu. Jika pasangan kita melanggar syarat dan ketentuan tersebut maka kita akan membalasnya. Itu adalah nafsu dan nafsu selalu mengambil keuntungan dan menghancurkan.
Kata kunci dari kasih agape adalah “meskipun”. Kata “meskipun” menjamin cinta tetap ada dan senantiasa diberikan. Aku tetap mencintaimu meskipun kamu kamu tidak lagi sehat seperti dahulu. Aku akan tetap setia meskipun kamu berubah setia. “Meskipun” menjamin kepastian di tengah ketidak pastian. Kisah anak yang hilang di dalam Lukas 15:11-32, adalah contoh terbaik dari “meskipun”. Sang Bapa di dalam kisah tersebut mempraktekkan kasih “meskipun”. Meskipun anak bungsunya sudah berdosa dan melukai hati bapaknya, namun sang bapak tetap mengampuni, menerima dan memulihkan. Jika semangat pengampunan senantiasa ada di dalam pernikahan kita maka pernikahan kita pasti akan langgeng.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

kasih agape ya...ada loh suami istri yang sebenar nya pernikahan nya itu berdasarkan kasih agape itu tapi sayang nya..mereka salah menerapkan.di anggap nya kasih yg seperti itu harus serba menerima,memaklumi,pasangan nya terus menerus walau itu menyakiti diri mereka sendiri.padahal setiap masalah itukan harus di tuntaskan.agar ke dua pihak puas.kalau masalah terus di pendam yg ada gunung berapi yg siap meletus.mengapa tidak terbuka?mencoba bicara dari hati ke hati untuk menemukan solusi,masih dalam konsep kasih agape kan?

Leo Imannuel mengatakan...

To Anonim
Kalau ada pasangan yg menyakiti pasangannya itu bukan lagi kasih agape.
Kasih agape tidak menjamin bahwa di dalam pernikahan tidak akan ada masalah. Namun kasih agape memastikan bahw semua masalah yg muncul akan diselesaikan dengan semangat kesatuan dan bukan perceraian.
Kasih agape menjamin bahwa keterbukaan tidak akan ditanggapi dgn negatif, melainkan dgn positif dgn semangat mencari solusi yg terbaik, sesuai kehendak Tuhan. Krn kasih agape selalu membuka pintu maaf. Oleh karena itu keterbukaan adalah sesuatu yg wajar.
Di dalam beberapa kasus KDRT, memang ada baiknya perpisahan sementara dilakukan, apalagi jika menyangkut keselamatan nyawa.
Tapi dalam banyak kasus di Camp Pria Sejati, banyak suami yg dipulihkan karena sang istri tetap bertahan di dlm kondisi sulit dan trus menerus mendoakan suaminya. Atau rumah tangga dipulihkan krn dgn kasih agape sang suami mengakui kesalahannya dan meminta ampun kpd istri dan anak2nya, bahkan menerima kembali istri yg selingkuh dgn pria lain.