Selasa, 04 November 2008

ELING

E L I N G

Menurut Franz Magnis Suseno, dari seluruh falsafah Jawa, mungkin yang paling penting adalah "Eling". Apakah Eling? Eling berarti "Ingat". Mengapa penting? Karena manusia seringkali lupa. Lupa kepada diri sendiri, yang sering kita sebut "Lupa Diri". Lupa diri bisa menjadi berbahaya. Kata lain dari lupa diri adalah "Khilaf". Waktu kita di supermarket atau mall kita khilaf memborong semua barang obralan (dengan alasan klasik "mumpung lagi murah!"). Eh, tahu-tahu semua uang kita ludes…des…desss! Dan mau tidak mau kita menggesek kartu kredit, maka hutang bertambah, beban bertambah. Jika kita menunda-nunda membayarnya maka bunga kartu kredit terus berjalan, yang berarti hutang kita terus bertambah. Jika kita tidak sanggup lagi membayar maka debt collector akan menteror kita. Ujung-ujungnya kita akan berbohong dan "ngajarin" anak/pembantu/keponakan/adik atau siapa saja untuk berbohong. "Kalo Oom yang kemarin datang, katakan saja Saya tidak ada ya!" Padahal kita sedang ngumpet di kamar atau "main" ke rumah tetangga. Bayangkan hanya karena kita "Lupa Diri" masalah dapat menjadi sekompleks itu. Itu baru satu kasus, ada banyak kasus lainnya yang tidak kalah tragisnya. Sebagai contoh lain, Ketika seorang pemuda yang tega membunuh ayahnya sendiri diwawancarai, mengapa ia melakukannya, dengan enteng dia menjawab: "Saya khilaf!"
Ada lagi "Lupa" yang lain yaitu yang kita sebut "Lupa Daratan". Lupa daratan bukannya Superman keenakan terbang lalu lupa turun. Tapi, lupa daratan adalah ketika kehidupan seseorang sedang enak-enaknya, mungkin karena naik jabatan atau dapat lotre atau tiba-tiba jadi artis terkenal, dia lupa dari mana dia berasal dan lupa kepada 'Sang Pemberi Berkat". Lupa jenis begini sering kita sebut dengan kacang lupa kepada kulitnya. Waktu sedang susah dia rajin ke gereja, rajin bidstone (ibadah doa), doa sambil nangis-nangis. Tetapi ketika Tuhan sudah memberkati, dia jadi terlalu sibuk untuk ke gereja, tidak punya waktu untuk bidstone. Intinya adalah dia lupa bersyukur kepada Tuhan. Waktu susah, sering "nongkrong" bareng teman-teman, tapi cerita jadi lain ketika dia diberkati. Tiba-tiba dia merasa tidak pantas bergaul dengan teman-temannya lagi. Dia terlalu tinggi menghargai dirinya sendiri, sehingga "lupa" bahwa dia masih menginjak bumi. Itulah Lupa daratan!
Masalah Lupa ini sangat berbahaya. Manusia lupa darimana dia berasal, dia ada oleh karena siapa dan dia akan berakhir kembali kepada siapa. Oleh karena itu manusia bertindak seenaknya, seolah-olah dia tidak akan mempertanggungjawabkan segala perbuatannya suatu saat kelak. Manusia menjadi tuhan bagi dirinya sendiri. Manusia jadi tidak takut dosa lagi, tidak takut murka Tuhan lagi. Oleh sebab itu muncullah manusia-manusia seperti Hitler yang membantai 6 juta orang Yahudi, Pol Pot, yang membantai sekitar 2 juta rakyat Kamboja, Idi Amin yang membantai puluhan ribu rakyat Uganda. Dan tentu saja para koruptor bangsa kita, Indonesia ini. Yang sudah tidak punya malu lagi. Juga otak dan pelaku kerusuhan Mei 1998. Yang telah membumihanguskan harta benda dan nyawa ribuan orang. Juga perkosaan terhadap salah satu etnis minoritas di republik ini, yang dengan tega di sangkal kejadiannya oleh pemerintah. Mereka lupa bahwa mereka harus mempertanggungjawabkan setiap perbuatannya kepada Tuhan yang menjadikan langit dan bumi.
Ratusan gereja dibakar, dirusak dan dihancurkan. Ribuan orang tidak boleh beribadah di rumah ibadahnya sendiri. Celakanya para "oknum" itu dengan senang hati melakukannya, sebagai salah satu bentuk ibadah kepada tuhan!!!???
Oleh karena itu manusia harus E L I N G ! ! ! Harus ingat. Ingat bahwa dirinya berasal dari Tuhan, diciptakan segambar dan secitra dengan Tuhan. Bahwa dia ada dan bisa semua oleh karena anugerah Yang Maha Kuasa. Bahwa manusia diciptakan untuk kemuliaan Tuhan. Roma 11:36. Dan manusia juga harus ELING bahwa kita akan mempertanggungjawabkan semua perbuatan kita di pengadilan illahi. Matius 16:27; Roma 2:6-8; Wahyu 20:13; Pengkhotbah 11:9.
Keadaan Eling ini harus senantiasa kita budayakan dalam kehidupan kita, niscaya kita akan hidup lurus dan benar. Ingat E L I N G ! ! !

6 komentar:

dacip mengatakan...

boleh juga bos blog lu nih...cek blog gw donk... kalo bisa dilihat di Indo yg slowww connectionnya hahahha...

Anonim mengatakan...

duh.. blog ko leo nyeremin dgn fakta2 yg ada. hehe..
emm.. eling?? klo secara pribadi mank ak tipe yg suka blanja psti boros. hehehe..
tp untungnya ak gak punya kartu kredit, biznya tatut..
hehe..

trus ak jd berfikir, manusia biasanya gak takut sma Tuhan tp malah mreka takut sma setan.
apa karna Tuhan terlalu baik jd mreka gak takut. trus klo setan kan jahat jadi mreka pada takut.
hihihi... "just kid"

blog koko ini, benar2 penuh emosi banget.. ak jadi terbawa emosi dis'tiap kata2 nya.
GBU

Leo Imannuel mengatakan...

To Dacip
Emberrr nih, di Indo internetnya payah.... Kita pake motto alon2 waton kelakon.

Leo Imannuel mengatakan...

To Anonim
Nah, itulah masalahnya. Kenapa sama Tuhan gak takut, takutnya malah sama setan.

Hehehehe ayo kita esmosi sama-sama

Anonim mengatakan...

seandai nya Tuhan yang lupa kalau manusia cuma debu,lalu Dia menuntut kita untuk sempurna bagi Dia,kalau tidak bisa,maka tidak ada keselamatan,tidak ada berkat,tidak mau melindungi,tidak ada pertolongan.apa jadinya ya?thanks God,karena selalu ingat bahwa aku ini cuma debu.seberapa aku berusaha,aku tau Kau mengerti.bahkan Kau yang paling mengerti.kalau aku lupa diri,tolong ingatkan agar jangan terhilang.

Leo Imannuel mengatakan...

To Anonim
MAZMUR 121 itu cocok buat kita yg adalah debu dan akan kembali ke debu, someday, tapi gak mau buru-buru ahh....Nanti-nanti aje hehehehe