Selasa, 18 November 2008

KEKECEWAAN DAN KEMARAHAN

KEKECEWAAN DAN KEMARAHAN

Banyak teman-teman yang bertanya, kenapa blog Saya tidak di up-date? Hehehehe sorry ya teman-teman. Bukannya Saya malas atau kekurangan ide, tapi karena Minggu lalu, menjadi minggu yang paling aneh dalam hidup Saya. Saya bergumul dengan kekecewaan dan kemarahan. Kedua hal tersebut telah menyedot habis ide kreatif dan semangat Saya untuk menulis. Perhatian Saya habis terfokus untuk kecewa dan marah. Hal-hal penting lainnya terlewatkan begitu saja. Bukannya tidak tahu atau tidak cross my mind, tapi Saya memang benar-benar tidak bergairah untuk melakukannya. Saya kehilangan gairah untuk menulis dan pelayanan, bahkan ibadahpun tidak maksimal, karena hati Saya digelayuti kedua hal di atas.
Saya kecewa karena orang yang Saya sangka teman ternyata bisa menuduh Saya untuk hal-hal yang menurut Saya sangat tidak penting. Namun, jadi serius karena diucapkan dengan serius, di forum yang serius dan di hadapan orang-orang yang terbilang pemimpin. Saya marah karena merasa difitnah dan diperlakukan dengan tidak adil. Padahal menurut Saya (yang sedang marah ini), complaint teman Saya itu terhadap Saya tidaklah sepenting dan seserius beberapa keberatan Saya terhadap dirinya, yang bukan saja berkenaan dengan kinerja, tetapi juga masalah moral. Namun toh, selama ini Saya diam saja dan berpikiran teman Saya ini sudah dewasa, baik usia dan rohani, yang tentunya tahu mana yang benar dan salah. Lagipula siapa Saya, berani menegur dia, yang pelayanannya jauh melampaui Saya. Menurut Saya seharusnya teman Saya itu bersikap yang sama seperti Saya. Kalau memang ada yang tidak berkenan di hati, kan bisa dibicarakan secara pribadi, bukannya diumbar di forum pemimpin!
Saya marah kepada pemimpin, yang mengangkat masalah sepele ini kepermukaan. Kenapa pemimpin masih mempertanyakan integritas Saya. Tidakkah cukup pembuktian atas ketulusan Saya selama lebih dari setahun melayani di bawah otoritasnya?! Masihkah Saya harus direpotkan oleh berbagai complaint yang cuma menghabiskan energi dan meninggalkan luka? Tidakkah seharusnya, beliau sebagai pemimpin bisa menyaring berbagai complaint dan membela Saya.
Saya kecewa dan marah! Oleh karenanya Saya tidak bisa menulis, tidak bisa berdoa dan tidak bisa beribadah dengan maksimal. Puji-pujian yang Saya naikkan tidak keluar dari hati yang menyembah, semua hanya lips service yang buruk. Bayangkan ini, hanya karena kecewa dan marah banyak hal baik tidak bisa Saya lakukan dengan maksimal! Saya teringat ayat yang tertulis di Amsal 4:23
“Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan”
Betapa benarnya ayat tersebut. Kemandulan rohani Saya selama 1 Minggu ini hanya diakibatkan oleh masalah sepele, yang menusuk hati amat dalam, sehingga membuat Saya tidak menjaga hati dengan waspada, akibatnya bukan kehidupan yang Saya hasilkan melainkan kematian. Kematian kepada karakter Saya. Saya jadi gampang marah, gampang berasumsi tidak baik terhadap orang lain dan keadaan (apriori/curigaan), mengasihani diri sendiri, dan cepat memutuskan sesuatu yang semestinya harus dipikirkan masak-masak. Saya membawa kematian kepada sisi kreativitas menulis saya. Saya kehilangan gairah untuk menulis dan menghasilkan karya yang sesungguhnya bisa memberkati orang lain.
Kalau dipikir-pikir dan ditimbang-timbang maka Saya ruginya banyak. Intinya kekecewaan dan kemarahan (kebencian/kepahitan) tidak membawa kebaikkan apapun. Dia hanya membawa kehancuran bahkan kematian bagi orang yang menyimpannya di dalam hati. Tidak heran, kalau Tuhan Yesus meminta kita untuk selalu mengampuni. Dibalik pengampunan ada kehidupan, damai dan sukacita.
Ingat pengampunan yang kita berikan tidak menyatakan orang yang kita ampuni itu benar dan kita salah. Tetapi yang jelas pengampunan itu membebaskan kita.

6 komentar:

Anonim mengatakan...

luar biasa, bro yang satu ini...
ujiannya sama seperti yang dialami YESUS dikayu salib...
kecewa, marah... pastilah bagaimana tidak. Dia dihina, didera, dicacimaki bukan karena perbuatanNya bersalah... cuma karena Dia "polos" mengajarkan KEBENARAN, tapi orang "sesama pelayananNya" malahan berbalik menyerangNya karena "kepolosanNya"
tapi lebih baik menjadi orang yang "polos" pada kebenaran, daripada "pintar" menjadikan benar.
terus maju ya bro... jerih payahmu enggak akan sia2... banyaklah belajar dari pengalaman ini... CHAYO...

Leo Imannuel mengatakan...

To Anonim
Yup You're right, Bro!
I just keep trying to be honest with my messages.
Thx for your continually support and believing in me.
GBU

dacip mengatakan...

K Leo...

Just like what mr anonim said...

jangan give up, teruskan perjuangan. Tuhan melihat siapa yang benar koq. Pemimpin bisa salah, teman bisa salah, tapi Tuhan gak bakal salah pilih org!

GO, making life better!!

Leo Imannuel mengatakan...

To Dacip
Thx Bro for...
Saya sudah menang!!! HALELUYA!!!

Anonim mengatakan...

semakin tinggi orang memanjat pohon,atau mendaki gunung angin nya makin kenceng.begitu juga dengan kehidupan rohani,makin intim dengan Tuhan iblis makin gencar berusaha untuk menjatuhkan lo,cobaan nya tambah beeeerrraaat tau...so hang on.pikir2....kasihan loh orang yang membuatmu kecewa,karena posisi dia mungkin sama dengan mu lagi di puncak,sayang nya dia gak mampu bertahan...jadi saran nih..tolonglah dia dengan cara mengampuninya dan berdoa untuk nya.from me,JOYFULL.

Leo Imannuel mengatakan...

To Anonim
You're right Bro! Gue sudah menang! Dan juga sudah merefleksi diri di mana Gue kurang dan perlu di up-grade. Ini pembelajaran yg berharga untuk menjadi besar.
Thx buat dukungan teman2 seperti Anda. Tanpanya sulit untuk dapat melangkah maju di rel nya Tuhan.
GBU